Rabu, 12 Juli 2017

Analisa Tentang Hubungan Antara Manusia Dan Kegelisahan

Berita Mengenai masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

JAKARTA - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menilai Indonesia belum siap karena persiapan yang belum maksimal. Karena alasan tersebut, pasar yang ada di Tanah Air justru akan dimakan oleh negara tetangga. 

Dia menambahkan, masih banyak pertanyaan yang tertuju ke Indonesia selaku negara dengan penduduk terbanyak di ASEAN. Dalam menghadapi MEA seharusnya negara dengan pasar terbesar bisa mengusasi perdagangan.
"Posisi kita sudah masuk MEA, apakah MEA mampu dimanfaatkan maksimal atau tidak. Ini menjadi tanda tanya juga. Sampai sekarang ini market share kita dimanfaatkan negara tetangga," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Indonesia, menurutnya masih banyak kebanjiran barang dari negara tetangga. Sehingga salah satu cara mengantisipasi gempuran itu yakni dengan meningkatkan produktivitas penduduk yang berusia produktif.

"Di mana impor dari Vietnam, Thailand meningkat tajam, ini potensi yang harus digarap penduduk kita yang masuk usia produktif. Bonus demografi kita apa bisa dimanfaatkan maksimal? Kita punya 1,6% wirausahawan," sambungnya.

Menurut dia, tidak bisa menggerakan perekonomian negara tanpa adanya pertumbuhan wirausahawan. Minimal pengusaha yang dibutuhkan Indonesia yakni 2% dari seluruh penduduk. "Gerakan ekonomi lokal tanpa pertumbuhan wirausaha muda tidak bisa. Bukan lagi dorong anak muda jadi pegawai, tapi entrepreneur baru karena negara maju sudah 2%, kita 1,6%," paparnya.



Analisa Saya Mengenai Berita Tersebut 

Berita diatas mengenai MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA), adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang dengan tujuan untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020.

Berita ini adalah segelintir berita dari hubungan antara manusia dan kegelisahan yang menghantui seluruh masyarakat Indonesia. Disini saya akan menganalisa berita tersebut mengenai kaitan antara manusia dan kegelisahan. Kegelisahan yang menghantui masyarakat saat ini sangatlah berdampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia dimasa yang akan datang, terutama dampak yang kurang baik.
Ada beberapa hal yang dapat terkena dampak yang sangat besar dengan diselenggarakannya MEA tersebut yaitu antara lain :

·        Ekonomi
Jika bidang ini tidak dapat bersaing dengan perekonomian asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, maka bidang ini dapat menjadi sasaran yang baik bagi para Negara asing untuk melebarkan sayap di bidang perekonomian Indonesia. Contohnya saja, maraknya impor barang-barang, kendaraan, bahan makanan, bibit pertanian, hingga SDM yang berasal dari luar negeri.
Hal ini membuat para pengusaha menengah kebawah seperti halnya pertanian menjadi semakin terdesak dan kalah saing dari produk-produk Negara asing. Apalagi dengan harga beli hasil pertanian yang tidak pantas, membuat petani menjadi semakin terpuruk. Yang akhirnya membuat perekonomian di Negara Indonesia akan kalah saing dengan Negara asing.
Seharusnya pemerintah lebih mengedepankan dan mementingkan para pengusaha menengah kebawah terutama pengusaha dibidang pertanian, agar membuat perekonomian  Negara Indonesia bisa bersaing dengan bidang perekonomian Negara asing. Dengan begitu kita tidak perlu lagi mengimpor sesuatu yang sebenarnya bisa kita cukupi dengan produk dalam negeri.

·        Sosial
Bidang ini termasuk yang terkena dampak dari diselenggarakannya MEA, yaitu masalah kependudukan. Dengan adanya MEA, berarti SDM asing dapat mencari pekerjaan di Negara Indonesia secara legal. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik, karena dengan adanya SDM asing yang masuk, membuat kepadatan penduduk di Negara Indonesia semakain meningkat, dengan demikian maka akan terjadinya kepadatan penduduk yang tidak stabil di suatu daerah.
Dengan diperbolehkannya SDM asing untuk bekerja di Negara Indonesia secara legal, maka akan berdampak pada SDM yang berasal dari Negara Indonesia itu sendiri. Karena membuat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan lebih sulit. Hal itu akan berdampak pada peningkatan angka pengangguran di Negara Indonesia. Padahal banyak SDM dalam negeri yang mempunyai usia yang produktif untuk mendapatkan pekerjaan. Hanya saja pendidikan yang kurang mencukupi untuk bersaing lebih terhadap SDM asing.
Pemerintah seharusnya bisa lebih memberikan pembinaan kepada masyarakat Indonesia, agar SDM dalam negeri dapat pembekalan kemampuan yang dibutuhkan guna meningkatkan perekonomian yang ada di Negara Indonesia. Jangan terlalu mengandalkan SDM asing untuk menjalankan perekonomian di Negara Indonesia. Dengan begitu pemerintah dapat menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan kualitas kehidupan SDM dalam negeri menjadi lebih baik.

Bukan berarti diselenggarakannya MEA membuat Negara Indonesia menjadi tidak baik, tetapi inilah segelintir kegelisahan yang dirasakan sebagian masyarakat Negara Indonesia terutama para SDM dalam negeri yang memiliki usia produktif untuk bekerja. Mudah-mudahan dengan adanya MEA ini juga, Negara Indonesia juga dapat mengibarkan sayap garuda di kanca ASEAN untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna membangun Negara Indonesia menjadi lebih baik. Sekian analisa dari saya mengenai hubungan antara manusia dan kegelisahan.   



Sumber Berita :